Prahara Kosakata

23.57

Berhati-hatilah saat kamu berucap. Mungkin apa yang kamu ucapkan menyinggung perasaan orang lain. Tidak hanya berucap, dijaman modern ini, "menulis" bisa jadi merupakan pisau yang lebih tajam daripada ucapan. Era yang serba canggih memungkinkan kita untuk berkomunikasi melalui telepon genggam yang semakin berkembang. Merebaknya fitur chatting dan dunia sosial media menjadi fokus tersendiri bagi masyarakat di semua kalangan. Ada yang menanggapi secara dingin, ada pula yang merasa dunia akan berakhir jika sedetik saja tanpa ponsel.

Saya pernah menulis sebuah cerita pendek, tentang kehidupan sehari-hari saya. Tentang bagaimana saya mengalami masa-masa peralihan dari dunia kampus menuju dunia yang lebih luas dan dituntut semakin bertanggung jawab. Pada tulisan tersebut, saya memodifikasi cerita yang tujuan awalnya menceritakan pengalaman, meruntut pada sebuah dilema kehidupan hanya untuk menarik pembaca. Saya sempat terkesima dengan salah satu teman lama, jaman seragam putih biru. Lama tak terlihat, kini ia hadir dengan sebuah prestasi yang menurut saya amat membanggakan. Sebuah novel, hasil jerih payahnya. Kosakata yang amat baik dan pengamatan yang begitu jeli pada lingkungan sekitar. Tidak hanya terkesima, namun saya juga menjadi bersemangat untuk melakukan hal yang sama.

Sayangnya jerih payah bukanlah tanpa pengorbanan. Selalu ada suka dan duka. Yang saya lihat pada dirinya hanyalah hasil akhir. Tanpa saya sadari, saya sudah terjatuh pada duka yang amat mendalam atas kegagalan yang saya lakukan. Menulis tak hanya sekedar bagaimana kamu memperhatikan lingkunganmu, bagaimana kamu mengolah kata, bagaimana kamu menjadikan sesuatu yang biasa saja menjadi luar biasa, akan tetapi juga bagaimana kamu menjelaskan pada orang terdekatmu, bahwa kamu punya maksud dan tujuan dari tulisanmu. Dan saya gagal.

Kata-kata dapat pula bermakna ganda, itulah yang disebut ambigu. Seringkali kita dihadapkan pada kalimat ambigu yang sebenarnya bermakna lain, atau gaulnya "kode". Pesan yang disampaikan mungkin sederhana dan ditujukkan untuk satu orang, namun tanpa subjek yang jelas bisa membuat kalimat tersebut universal. Seseorang yang lebih banyak diam umumnya senang melontarkan kode-kode ini. Sehingga mereka sulit untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Tulisan menjadi alternatif terbaik bagi mereka. Melalui tulisan, mereka dapat melampiaskan keinginan untuk mengungkapkan semua isi kepala. Bahayanya, ketika bertapapan langsung, banyak diantara mereka yang berubah menjadi pendiam. Disaat genting pun bisa jadi tidak akan mampu berkata-kata. Bahkan tulisan ini pun dapat pula bermakna ganda. Tersirat beribu makna. Sungguh, prahara kosakata.

You Might Also Like

0 comment