Jelajah Kepulauan Seribu

19.47

Hey, lama tak menulis. Apa kabar? semoga blog tua ini tetap sehat dan produktif. Duh banyak deh yang mau diceritakan. Rasanya setiap detik perjalanan hidup pengen ditulis, every moment. Gak penting sih emang, tapi seru aja kalau sudah lebih tua dan punya catatan akan kehidupan kita dimasa muda. Sebenernya judul jelajah kepulauan Seribu memang agak lebay. Nyatanya saya cuma mengunjungi Pulau harapan dan beberapa pulau kecil yang saya ngga inget sama sekali namanya hehehe. Semoga ceritaku bisa membantu sedikit kalau diantara kamu ada yang mau main kesana.

lembur bareng iddo. Gini nih kalau konsultan. Deadlinenya ckc
Jum'at (6 september 2015), saya ingat sekali, hari itu saya tengah sibuk mengerjakan deadline untuk hari senin. Saya harus bekerja lebih keras hari itu, agar dapat mengikuti kegiatan berakhir pekan di pantai. Bersama partner baru, seorang wanita, menarik, yang cukup membantu saya mengerjakan beberapa bagian. Jam dinding terus berputar, tak terasa satu persatu karyawan diruangan ini pulang. Hingga tersisa saya dan iddo. "duuh! masih banyak, pake dua alternatif segala!" keluhku, secara ini sitenya gede banget, 3 tower, dan gue seorang diri. Kakiku semakin tidak karuan, saat genting memang menjadi tidak bisa diam. Ketika waktu menunjukkan pukul 2 malam, yang mana pukul 4 pagi aku sudah harus berada di meeting point. 

Baju ganti dan beberapa peralatan tempur seadanya sudah kupersiapkan didalam ransel hitamku. Tak lupa segudang alat foto untuk narsis menjadi prioritas utama. Sabun? Sampo? percayalah, ada indomaret.. Akhirnya 3D pun ku selesaikan, hanya perlu photoshop sebagai pelengkap. Usai mematikan komputer, aku berpamitan pada iddo untuk segera memesan taksi. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi. 

Tiba di grogol, tepatnya sebuah apartment sebelah Graha Vivere, aku melihat sebuah angkot tengah menunggu di meeting point kami. Yup, itu adalah angkutan yang akan membawa kami ke muara angke. Namun aku berlalu begitu saja. Suasana udara begitu dingin, menusuk hingga ke dadaku. Masih dengan kemeja dan celana kantor, aku berjalan menyusuri pemukiman untuk menuju masjid dan sholat shubuh disana. Lucunya, usai sholat, aku terjebak bersama seorang bapak yang memintaku mendengarkan kultumnya. Just two of us. Beberapa kali hapeku bergetar, telepon dari temanku. Namun aku tidak dapat meninggalkan bapak ini hingga kultumnya selesai. 

Tiba di pelabuhan Angke
Bekalku simpel saja, dua kotak susu ultra yang kuhabiskan langsung pagi itu. Sinar fajar masih membayang, diselimuti awan yang membentang. Selamat pagi, wahai lautan, hari ini kau akan kuseberangi, jangan marah.

Kami berjalan menyusuri daerah muara angke, udara pagi yang segar nampaknya ternoda oleh bau menyengat yang membunuh syaraf olfaktoriusku. Jalan yang becek, selokan yang mampet, serta kawanan lalat yang lalu lalang selama perjalanan kami begitu mengerikan. Benar-benar bau! serius. Buat kamu yang akan main lewat sini, pakai masker deh. Atau bawa tabung oksigen sendiri. Kamu tidak ingin berlama-lama disepanjang jalan ini. Hingga kami pun tiba di pelabuhan.

Kapal saling berhimpitan
Meski sudah menaiki kapal, belum berarti kapal segera jalan. Ada mungkin sekitar 15 menit, menunggu kapal hingga jalan. Entah ada antrian atau masih menunggu penumpang (kaya angkot aja). Sayangnya, saya duduk dianjungan depan kapal. No HOOD! Panas? ngga terlalu karena masih pagi, namun cahaya mataharinya itu lho. Dan kami juga kena hembusan angin sepanjang jalan. Gue duduk bareng uce, udah berdua aja tuh dianjungan. yang lainnya berjarak 4-5 orang di serong belakang kami.

selfie sama uce saat perjalanan (rambut gue kemana-mana kena angin)
Tiba didermaga pulau harapan apa kata gue, "shit, keren banget. bening!", yup air lautnya bening banget, sama kaya dulu gue pergi ke pulau seribu sekeluarga jaman masih kecil. Banyak sekali kapal-kapal nelayan disini yang nampaknya beralih fungsi jadi kapal wisata. Dan gue gak lihat adanya kapal besar macam kapal ferry atau kapal2 mahal. Mungkin ada dermaganya sendiri.

Pelabuhan tempat kami turun (nampak cetek, tapi kayaknya gak secetek itu hhe)
Sampai di pulau kami langsung diajak menuju penginapan. Bukan hotel, melainkan homestay yang disediakan oleh warga. Tempatnya tidak besar, hanya sebuah rumah dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan ruang tengah. Perempuan tidur dikamar, laki-laki tidur diruang tengah. Untuk makan juga sudah disediakan, termasuk harga paket menginap.

suasana jalan pemukiman di pulau harapan
Usai dari penginapan, kami hanya diberi waktu sebentar untuk istirahat, mengisi perut dan bersiap-siang untuk agenda selanjutnya. Maklum, kami hanya pakai trip 2 hari 1 malam. Bersiap untuk basah! Saya sudah mengenakan pakaian yang siap basah, beserta para gadget anti air yang siap nyemplung. Xiaomi Yi menjadi pilihan saya untuk main air kali ini. Saya juga membawa water case untuk iphone, namun teman-teman menyarankan untuk tidak mencelupkannya (iphone terlalu mahal buat rusak).

selfie bareng pakai xiaomi yi sebelum nyebur
Seperti yang kamu lihat, kami mengenakan pelampung, dan alat snorkeling. Semua disediakan oleh abang kapalnya. Tapi sayangnya tidak semua alat berfungsi dengan baik. Ada saja yang kurang baik. Sehingga kamu harus cepat dalam memilih sebelum dapat yang jelek. Dan jaket pelampung yang saya pakai ukurannya terlalu kecil. Sehingga hanya menopang tubuh atas saya saja. Hal ini kurang nyaman, karena kamu akan sulit mengontrol daya apung tubuhmu ketika di air.

Kami berdiri diatas karang. Tanpa pelampung, lumayan serem bagi pemula (baca:saya)
Salah satu momen yang berkesan, snorkeling. Sayangnya kamera xiaomi tidak dapat menangkap dengan jernih momen dibawah laut ini. Dan lebih  sayangnya lagi, untuk momen seperti ini sebaiknya punya lebih dari 1 kamera. Karena sulit untuk mengontrol arah kamera didalam air. Ketika kita sibuk merapihkan dan mengelola tubuh kita dalam air, kita juga harus mengontrol kamera. Sehingga saat diedit baiknya bisa ada 2 pilihan view yang berbeda. Ini jadi pelajaran juga, karena di kamera yang saya gunakan, banyak arah yang tidak jelas. Berikut saya coba upload videonya.



Nah habis snorkeling kami juga diajak ke pulau lain, bermain pasir dan menikmati sunset sejenak. Barulah kami kembali ke penginapan untuk beres-beres dan makan. Memang rasanya tidak cukup satu hari untuk liburan seperti ini guys.
main air di pinggir pantai pulau kecil
Esok harinya, ternyata saya harus pulang duluan. Sehingga tidak bisa menyimak keseruan hari kedua. Karena saya sakit.. Pagi-pagi saya muntah-muntah sob -_- karena masuk angin. Malamnya saya tidur menggigil demam. Mungkin karena habis lembur, belum tidur makanya jadi tidak fit. Nah buat kamu, baiknya fit dulu kalau mau pergi-pergi begini.

bersama inung dan aji menuju pelabuhan
Maka saya terpaksa ikut aji dan inung untuk kembali ke jakarta duluan, menggunakan kapal. Pelabuhannya berbeda dari yang pertama kami datangi. Dan kapal ini hanya berangkat pagi, maka kami harus segera sampai disana.

Saya lupa berapa biaya yang saya habiskan untuk trip ini. Kalau tidak salah 350rb/orang dengan rombongan 9 orang deh. Uang lain yang saya keluarkan adalah untuk jajan makanan ringan (karena saya laperan), dan keperluan pulang ke rumah menggunakan taksi di pelabuhan angke. Saran saya, siapkan uang cash, karena di pulau ini nampaknya tidak ada ATM.

Demikian yang bisa saya share, mudah-mudahan bisa membantu temen-temen yang hendak main ke pulau seribu. Sangat recomended main kesini, dan kalau bisa diplan dari jauh-jauh hari dan dalam kondisi fit. Jangan lupa komen serta add Google+ saya yaa! see you

You Might Also Like

0 comment