Modena Kitchen Design Award 2013

03.17

Latepost banget sih sebenernya karena mau coba ngebahas tentang kompetisi lama. "Nggak menang juga! ngapain sih dibahas segala?", iya siih. Tapi kalau ngga dibahas, ngisi konten apa doong di blog?? Kebetulan punya secuil cerita soal kompetisi satu ini. Mungkin kompetisi lain yang pernah diikutin juga akan dibahas. Diobrak abrik aja dah. Biasanya kan yang bedah karya rata-rata pemenang kompetisi yak, ini mah yang kalah juga mau dong *wakakaka. OK FOKUS!

Kali ini saya akan bercerita soal kompetisi yang diselenggarakan oleh Modena. Sebuah perusahaan yang brandnya dikenal sebagai penyedia alat-alat memasak. Serba serbi kitchen. Dari mulai kompor, kulkas, microwave, oven, hood dan banyak lainnya. Setiap tahun Modena selalu mengadakan kompetisi Kitchen Design bagi masyarakat umum. Ajang ini cukup menarik perhatian, pasalnya saya memang jarang sekali mendapati ada brand yang mengadakan kompetisi seperti ini. Sebagai mahasiswa arsitektur kala itu, hati saya tergerak. "dug dug dug!" adzan maghrib. 

Rulesnya cukup simpel. Hanya menyertakan 3 gambar dapur yang telah didesain menggunakan produk-produk dari modena. Gambarnya dapat berupa gambar tangan maupun digital. Jujur saja, aturan mainnya sangat simpel sampai-sampai membuat bingung.

Hal-hal dasar yang menjadi tolak ukur penilaian ini apa? Temanya apa? Tau darimana kalau ini itu pakai modena? kan perspektif bisa ketutupan? Ukuran ruangnya berapa? Dream kitchen? Ngayal? karepku?

Akhirnya tanpa ambil pusing saya segera menentukan langkah dengan membuat konsep dapur untuk keluarga muda. Mengusung konsep tersebut, saya mencoba mengambil beberapa literatur tentang dapur yang ideal dan nyaman untuk digunakan. Referensinya bisa mengacu pada buku-buku standar arsitektur human guide book. Setelah layout denah penempatan dapur selesai, saya langsung mengaplikasikannya pada software pengolah 3D, sketchup.


Dengan berbekal foto produk, serta beberapa sumber yang saya dapat dari google warehouse (bank 3D), saya bisa mengumpulkan berbagai kitchenware untuk membentuk dapur yang saya inginkan. Tak hanya peralatan dapur, namun juga pernak-pernik hiasan seperti piring dan lainnya juga diperlukan untuk menunjang detail pada hasil visualisasi nantinya.

Kendala terbesar bagi saya adalah soal warna. Saya masih bingung dalam menentukan warna yang cocok. Karena saya menyukai kombinasi warna monokrom atau hanya dua warna, maka saya memadukan warna putih dan cokelat untuk memberi kesan ringan dan alami. Bentuk rak yang miring untuk memberi kesan dinamis pada dapur yang saya desain, sesuai dengan jiwa keluarga muda.


Setelah melewati tahap 3D, saya beralih menuju software 3Dsmax. Software ini saya gunakan untuk merender final ruangan yang akan saya submit. Mengapa tidak pakai vray sketchup seperti biasanya? Sejujurnya ini adalah project pertama saya untuk interior 3Dsmax, dan tidak sulit untuk saya menyesuaikan diri, terlebih masih sesama vray dan rentang waktunya terbilang tidak mepet. Ini pula lah yang menjadikan saya untuk berani menggunakan 3Dsmax pada tugas akhir untuk gambar interior.


You Might Also Like

0 comment