Kucing Punya Perasaan

21.46

Sebagai makhluk yang tinggal di Bumi, tidak hanya manusia, namun juga ada binatang, tumbuhan dan juga makhluk lainnya yang mungkin tidak kasat mata. *apacoba* Salah satu binatang yang akrab dengan manusia pun ada banyak, seperti kucing, anjing, kelinci, hamster dan lainnya. Nah disini saya mau ceritain soal kucing yang tinggal dirumah saya. Kenapa pilih kucing sebagai hewan peliharaan? Kucing merupakan binatang yang lucu untuk dipelihara, tingkahnya seringkali menggemaskan dan memiliki rasa penasaran yang tinggi.

foto ainun masih kecil, di IG @ranisrina



Untuk rasnya saya kurang paham sih, tapi untuk pecinta kucing mungkin dapat langsung mengenalinya. Awalnya anak kucing ini milik tante saya, namun diberikan kepada adik saya. Selama beberapa bulan, kucing ini tinggal di kost adik saya di bogor. Dari mulai kucing ini masih kecil kurus, hingga badannya cukup besar dan berat.

ainun muka minta diajak main

Perkenalkan, namanya Ainun. Iya cukup Ainun aja, dia nggak punya nama panjang. Namanya terlalu ndeso ya buat kucing kece ini. *sori kalau ada yang namanya ainun* Dia juga memiliki disorientasi nama, karena dia ini sebenernya kucing jantan. Ainun punya bulu yang bagus, warna orange dikombinasikan warna putih. Kucing satu ini hiper-aktif dan selalu kelaparan. Entah sudah diberi makan berapa kali, tapi doyan banget nongkrongin orang kalau lagi makan, seolah ingin bilang "mau.."

Baru-baru ini Ainun kedatangan teman baru. Sebut saja si putih, karena nggak ada yang tau namanya siapa. Kucing ini milik pakde saya, yang memang punya banyak sekali kucing dirumahnya, breeder. Nah si putih ini sengaja dipinjamkan pada kami untuk dijodohkan sama Ainun. Konon, sebagai manusia, kita nggak berhak untuk membatasi keinginan alamiah binatang untuk kawin. Maka dari itu, kita coba kawinkan deh, dengan cara memperkenalkan mereka berdua dirumah selama hampir 2 minggu.

si putih, gayanya jual mahal

Si putih ini super duper pemalu. Saya nggak paham kenapa, tapi dia lebih banyak ngumpet dan takut kalau disamperin. Beda banget sama Ainun yang nggak tau malu. Bahkan ketika disediakan makanan pun, tidak digubris. Pernah suatu waktu, disediakan dua buah piring makanan, satu untuk si putih, dan satu untuk Ainun. Bukannya dimakan, malah Ainun yang makan dua-duanya -_- namun hal ini nggak berlangsung lama, sepertinya memang si putih hanya perlu penyesuaian diri. Yang sebelumnya ia hanya ngumpet di lantai 2, kini si putih sudah mulai berani berkumpul di lantai 1 untuk menonton TV bersama.

Lama kelamaan pun, putih sudah tidak canggung dan sangat mudah untuk diajak bermain. Sifatnya yang bener-bener 'malu-malu kucing' sangatlah terasa, ketika saya elus bulunya, ia akan langsung memutar badannya bergelinding dilantai dan memperlihatkan perutnya. Ketika ditinggal sebentar, seperti memberi kode "elus aku.. elus aku.."

Hingga suatu ketika, kami merasa bahwa antara Ainun dan Putih nampak tidak terjadi apa-apa, seperti hanya sebatas teman. Teman bermain. Friendzone? maybe. Atau masih terlalu muda untuk kawin. Maka kami pun terpaksa memulangkan putih ke habitat asalnya, dirumah pakde. Kenapa? karena sulit sekali untuk terus menerus mengurus dua ekor kucing dirumah, dengan kondisi rumah yang berantakan dan banyak pekerjaan rumah. Harap diketahui bahwa kucing-kucing dirumah tidak dikandangkan, sehingga mereka bebas mengeksplor isi rumah, hanya saja tidak diperkenankan keluar dari rumah. Disinilah saya sekeluarga mulai melihat ada yang berbeda dari wajah Ainun pada hari itu.

ainun mejeng gangguin orang nugas
Mungkin benar bahwa binatang juga memiliki perasaan, meski tidak sekompleks manusia. Namun insting dasar hewani tentu ada. Mungkin kami salah, dengan membiarkan putih pergi tanpa kata-kata terakhir untuk Ainun *apasih ini* tapi bener lho! Jadi pas kami membawa putih pergi, sore hari. Malamnya tuh Ainun dirumah kayak mencari-cari si putih. Besoknya dia muter-muter rumah ke spot-spot yang biasanya si putih ada. Dan beberapa kali mengeong nampak seperti bertanya "putih kemana.."

Sebagai seorang yang introvert dan pengamat perilaku manusia, saya pribadi mencoba menyimpulkan bahwa Ainun sedang sedih. Kronologis sederhananya adalah dari yang awalnya sendirian dirumah, lalu kaget karena ada teman baru, kemudian canggung dan mulai akrab hingga tiba-tiba dipisahkan, menjadi momentum yang menyesakkan dada bagi Ainun.

Terlebih, si Ainun ini pengangguran! dia tidak kerja, tidak kuliah, kerjaannya hanya dirumah, bermain, makan dan buang air. Bisa dibilang tiga perempat waktunya dipakai untuk ngegalau. Ini contoh yang tidak baik ya saudara-saudara. Jika punya kucing, harap disekolahkan *lha. Kondisi tersebut membuat Ainun shock. Beberapa kali kedapatan, ainun nampak tidak bergairah. Tatapannya pun kosong, hingga suatu ketika..


KETANGKEP BASAH DIGODAIN CEWEK LIAR!!

hehe sekian dulu cerita dari saya, kalau ada yang punya pengalaman lucu soal kucing, boleh komen dibawah. thanks for reading!

You Might Also Like

1 comment