Pengalaman Pertama Menyaksikan Demo Aksi Damai 411
11.58
Siapa sangka bahwa perkataan dari Gubernur Jakarta, Ahok, mampu membuat ribuan orang islam dari berbagai daerah datang ke Jakarta untuk menyerukkan aksi protesnya. Perkataannya yang dianggap telah menyinggung Al-Qur'an dalam kunjungannya yang dilakukannya di Kep. Seribu menyebabkan sebagian umat islam tidak dapat menahan emosinya. Bila diteliti, tuntutan yang mereka inginkan sederhana, yakni agar Ahok diproses secara hukum yang berlaku di Indonesia atas tuduhan penistaan agama. Aksi yang dilakukan juga diharapkan agar pemerintah tidak hanya diam dan membuat Ahok seolah 'kebal' hukum. Pemerintah juga harus memastikan agar Ahok diproses hukumnya sebagaimana masyarakat biasa.
Uniknya, pada tanggal 4 November 2016, usai mengumpulkan tugas sistem dan rekayasa nilai di Depok UI, saya langsung meluncur menuju lokasi demo. Dari informasi yang saya dapatkan, bahwa demo memang akan dimulai usai sholat jum'at. Awalnya saya agak ragu untuk mengikuti demo ini, namun saya menjadi tergerak ketika melihat banyaknya masyarakat yang turut serta, termasuk warga di komplek perumahan saya. Bisa dibilang bahwa demo kali ini merupakan demo yang hanya terjadi puluhan tahun sekali, kenapa? karena sangat ceroboh bagi pejabat publik untuk menyinggung hal yang berbau SARA, dan direspon dengan penuh kecaman. Disamping itu, saya juga sangat tertarik untuk mengabadikan berbagai ekspresi dan suasana demo yang sama sekali belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Tiba di Stasiun Juanda sekitar pukul 11.50 WIB, sangatlah telat untuk menuju istiqlal, terlebih di hari yang ada sholat jum'atnya. Terlihat banyak sekali partisipan demo yang sholat di jalanan dsb. Sehingga keadaan tersebut memaksa saya dan warga lainnya untuk sholat di stasiun. Usai melaksanakan sholat, saya bergegas mengambil kamera saya menuju jembatan penyebrangan transjakarta. "luar biasa," begitu banyak manusia yang berkumpul sepanjang jalan. Saya agak takut dengan kondisi jembatan yang penuh manusia, belajar dari kejadian yang pernah ada tentang jembatan roboh, namun tidak menjadikan saya untuk segera turun dan malah mengambil beberapa foto.
Dari foto tersebut kamu bisa melihat banyaknya pengunjuk rasa yang memadati jalan. Jika kamu melihat mobil-mobil yang ada disana, tenang! itu bukan mobil yang terjebak huru hara, melainkan memang mobil demonstran yang parkir. Sepanjang jalan sengaja ditutup untuk aktivitas demo, sehingga pengguna lalu lintas dialihkan ke jalan lain.
Kamu bisa melihat bahwa demonstran mayoritas menggunakan atribut koko putih dan peci. Sedangkan saya? bisa dibilang seperti penyusup! Saya pakai topi rap, jaket bomber hitam, celana putih, sepatu merah nike running. BOOM! sama sekali enggak sesuai dengan tema. Jelas saja, karena memang motif saya hanya ingin menyaksikan secara langsung sambil meliput.
Singkatnya bisa kamu lihat videonya disini, saya tidak mengambil video secara penuh karena tangan saya harus bergantian dalam mengambil foto dengan kamera dan mengambil video dengan goPro. Total video berdurasi hampir 30 menit, namun saya potong menjadi 16 menit. Dalam video ini yang tidak akan kamu rasakan pada saat menonton berita di TV atau media adalah suara gema shalawat dan takbir. Serius, gema itu bikin merinding dan bikin kamu bertanya sama diri sendiri,
Jalannya demo ini menurut saya cukup damai dan bahagia, bahkan terlihat seperti pawai atau jalan sehat ala CFD. Sesekali orang duduk dibawah pohon menikmati kopi dan popmie, udah kayak piknik! Bahkan kalau di analogikan, demo ini seperti simulasi manasik haji, seru! Beberapa kelompok demonstran membawa atribut maupun alat pendukung demo seperti poster maupun bendera. Salah satu poster yang unik menurut saya ada pada foto dibawah. Editan meme Ahok ini sungguh lucu tapi juga menohok. Mau saya post di IG versi yang lebih bagusnya, tapi nanti saya dikomentarin aneh-aneh males deh!
Dari berbagai sisi istana, terdapat beberapa barikade polisi dengan mobil penembak gas air mata yang siap menghadang dibelakangnya. Uniknya momen ini dimanfaatkan banyak demonstran, terutama orang-orang awam seperti saya untuk berfoto. Tak jarang ibu-ibu juga mendekat ke barikade untuk mengambil swafoto/selfie. Momen ini juga cukup pas untuk jadi ajang share ke sosial media. Beberapa spot dapat digunakan sebagai tempat yang instagramable. Jangan lupa, bahwa dibalik penjagaan barikade polisi juga terdapat manusia biasa yang sama seperti kita, bahkan juga muslim, mereka hanya menjalankan tugasnya bro. So, jangan anarkis ya!
Bagi banyak pedagang asongan, momen demo ini bisa menjadi berkah tersendiri. Pasalnya mereka menjadi kebanjiran pelanggan, salah satunya bapak dibawah ini. Daerah istana dan monas yang umumnya hanya ramai dikunjungi pada saat akhir pekan, kini dipadati oleh masyarakat. Saya juga melihat seorang anak kecil membawa termos ke 7-11, untuk membeli air panas. Ia mengaku jualannya dengan membuat kopi di gelas plastik aqua telah terjual habis karena adanya momentum demo Aksi damai kali ini.
Demo nampaknya tidak lengkap tanpa kehadiran orator. Orang yang biasanya naik diatas mobil dengan sound system, dan bersuara lantang. Berkali-kali orator terlihat menyeruakkan pendapat yang membakar semangat para demonstran sembari mengingatkan, agar demonstran tidak terpancing oleh provokator dan tetap menjaga ketertiban. Jujur saja, pertama kalinya saya mengikuti jalannya demo, hal tersebut membuat saya merinding. Bahkan banyak sekali demonstran yang mengecam aksi oknum saat menginjak-injak rumput. Sebagian diantaranya membawa kantung plastik besar untuk mengumpulkan sampah yang tercecer. Apakah ini faktanya demo? mengapa tidak saya ketahui di berita?
![]() |
Pengunjuk Rasa yang memadati jalan dengan setelan putih-putih |
Kamu bisa melihat bahwa demonstran mayoritas menggunakan atribut koko putih dan peci. Sedangkan saya? bisa dibilang seperti penyusup! Saya pakai topi rap, jaket bomber hitam, celana putih, sepatu merah nike running. BOOM! sama sekali enggak sesuai dengan tema. Jelas saja, karena memang motif saya hanya ingin menyaksikan secara langsung sambil meliput.
Singkatnya bisa kamu lihat videonya disini, saya tidak mengambil video secara penuh karena tangan saya harus bergantian dalam mengambil foto dengan kamera dan mengambil video dengan goPro. Total video berdurasi hampir 30 menit, namun saya potong menjadi 16 menit. Dalam video ini yang tidak akan kamu rasakan pada saat menonton berita di TV atau media adalah suara gema shalawat dan takbir. Serius, gema itu bikin merinding dan bikin kamu bertanya sama diri sendiri,
"dimana iman saya buat engga melafalkan shalawat dan takbir?"
Jalannya demo ini menurut saya cukup damai dan bahagia, bahkan terlihat seperti pawai atau jalan sehat ala CFD. Sesekali orang duduk dibawah pohon menikmati kopi dan popmie, udah kayak piknik! Bahkan kalau di analogikan, demo ini seperti simulasi manasik haji, seru! Beberapa kelompok demonstran membawa atribut maupun alat pendukung demo seperti poster maupun bendera. Salah satu poster yang unik menurut saya ada pada foto dibawah. Editan meme Ahok ini sungguh lucu tapi juga menohok. Mau saya post di IG versi yang lebih bagusnya, tapi nanti saya dikomentarin aneh-aneh males deh!
![]() |
Spanduk-spanduk yang digunakan untuk memprotes perbuatan Ahok |
![]() |
Barikade Polisi |
![]() |
Pedagang memanfaatkan momen |
![]() |
Poster yang dibawa pendemo |
Sayangnya saya tidak dapat menyaksikan proses jalannya demo hingga selesai. Banyak sekali pengalaman dan hikmah yang saya ambil dari menyaksikan langsung demo ini. Bahwa memang benar, jika kita tidak pernah melihat langsung, maka kita tidak akan pernah benar-benar mengerti dan memahami. Notes buat kalian yang hanya cuap-cuap di sosial media. Saya tidak menghimbau kalian untuk ikut demo, tapi coba deh sesekali datang dan melihat, just look and watch. Berbaur didalamnya, melihat dari dekat. Ternyata isinya tidak seperti yang banyak diberitakan oleh media.
Kedua, karena saya memang datang untuk foto-foto dan mendokumentasikan, seharusnya saya mempunyai baterai cadangan. Memory ternyata tidak terlalu penting ketimbang baterai. Ketiga, gunakan baju senyaman mungkin, yang tidak gerah, karena ini outdoor. Jaket bomber warna hitam is the worst! Keempat, pakai sepatu running saja kaki sudah sakit berjalan kesana kemari, apalagi pakai sandal doang. Kelima, datang sendiri memang enak karena bisa bebas, namun ada teman lebih baik karena lebih aman. Pastikan ajak orang yang tahan jalan jauh. Keenam, acara seperti ini bisa dibilang best moment banget buat kalian yang suka streetphoto dan ingin mengasah kemampuan. Sekian, semoga bisa menambah wawasan.
0 comment